Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir di tahun 2014.
Kita bisa menyaksikan Di jalan-jalan sudah ramai dipenuhi oleh berbagai spanduk
dan baliho tentang tahun baru, berbagai iklan dan acara pun telah ramai dipersiapkan
untuk menyambut malam pergantian tahun tepat pukul 00.00 nanti.
Untuk menyambut Malam Pergantian tahun ini berbagai lini
masyarakat mengekspresikannya dengan berbagai macam perbuatan. Dari yang
mengisinya dengan menonton konser musik, menonton bioskop, jalan-jalan serta
makan malam, sampai yang diisi dengan dzikir akbar ples kajian juga turut
memeriahkan malam pergantian tahun baru kali ini.
Presiden dan Para jajaran Pemerintahanpun juga tidak
ketinggalan. Mereka juga sudah mempunyai acara tersendiri untuk menyambut
pergantian tahun malam ini. Meski saat ini, Indonesia lagi berduka dengan
hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 pada hari minggu lalu (28/12/2014) dan Kebakaran
yang terjadi di Pasar Klewer Solo Pada hari sabtunya (27/12/20140, Tapi acara
malam pergantian tahun ini tetap akan dilakukan dengan gegap gempita. Seperti
di Jakarta, Gubernur Ahok akan tetap mengadakan acara Jakarta Night Festival.
Jadi tidak berlebihan jika saya menganggap bahwa budaya dalam menyambut malam
pergantian tahun ini, ibarat suatu ritual yang wajib yang harus dilakukan
bagaimanapun kondisinya.
Biasanya
acara inti dari penyambutan tahun baru ini dilakukan dengan menghitung mundur ketika
beberapa detik lagi jam menunjukkan tepat pukul 00.00, Dan Petasan kembang api berwarna-warni yang menggelegar
diluncurkan keatas langit serta diiringi dengan tiupan terompet bersahut-sahuta. Tak
lupa pula aksesoris wajib yang digunakan dalam acara ini yaitu topi kerucut.
Sebagai seorang muslim yang telah berkomitmen bahwa Allah
adalah Rabb (Pengaturnya) dan Muhammad adalah suri tauladannya, apa yang harus
dilakukan di malam tahun baru ini? Dan Apa hukum bergabung serta merayakan
tahun baru? Simak ulasan berikut ini.
1. Sejarah
tahun baru
Perayaan
tahun baru Masehi (new year’s day, al ihtifal bi ra`si as sanah) bukan hari
raya umat Islam, melainkan hari raya kaum kafir,
khususnya kaum Nashrani. Penetapan 1 Januari sebagai tahun baru yang awalnya
diresmikan Kaisar Romawi Julius Caesar (tahun 46 SM), diresmikan ulang oleh
pemimpin tertinggi Katolik, yaitu Paus Gregorius XII tahun 1582. Penetapan ini
kemudian diadopsi oleh hampir seluruh negara Eropa Barat yang Kristen sebelum
mereka mengadopsi kalender Gregorian tahun 1752. (www.en.wikipedia.org; www.history.com)
Bentuk
perayaannya di Barat bermacam-macam, baik berupa ibadah seperti layanan ibadah
di gereja (church servives), maupun aktivitas non-ibadah, seperti
parade/karnaval, menikmati berbagai hiburan (entertaintment), berolahraga
seperti hockey es dan American football (rugby), menikmati makanan tradisional,
berkumpul dengan keluarga (family time), dan lain-lain. (www.en.wikipedia.org).
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) ‘Raa’ina’ tetapi
katakanlah ‘Unzhurna’ dan ‘dengarlah’. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang
pedih.” (QS Al Baqarah : 104).
Imam Ibnu
Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan Allah SWT telah melarang
orang-orang yang beriman untuk menyerupai orang-orang kafir dalam ucapan dan
perbuatan mereka. Karena orang Yahudi menggumamkan kata ‘ru’uunah’ (bodoh
sekali) sebagai ejekan kepada Rasulullah SAW seakan-akan mereka mengucapkan
‘raa’ina’ (perhatikanlah kami). (Tafsir Ibnu Katsir, 1/149).
Rasulullah SAW berpesan, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan
mereka.” (HR Ahmad, 5/20; Abu Dawud no 403). Imam Ibnu Hajar Al Asqalani
mengatakan sanad hadits ini hasan. (Fathul Bari, 10/271).
2. Memakai
atribut topi kerucut
Ternyataa
topi Tahun Baru yg berbentuk kerucut ini adalah topi yang di sebut SANBENITO,
yakni topi yg digunakan Muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah
murtad dibawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan INKUISISI
SPANYOL. Saat Kristen Katolik berhasil mengambil alih wilayah Spanyol dari
Kekhalifahan Islam. penguasa Ktisten melakukan Pembantaian dan pembunuhan
secara keji, semua kaum Muslimin di bantai bahkan cara pembantaiannya dilakukan
dengan menusuk dubur dengan
kayu yang dibuat tajam. sebelum dibantai beberapa orang Islam menyatakan murtad
dari Islam. kaum kristen menandai kaum murtadin ini dengan topi Sanbenito. dan
jika mereka keluar dgn memakai topi ini, maka mereka aman dari bantaian kaum
kristen katholik : http://www.islampos.com/di-balik-topi-tahun-baru-sanbenito)
3. Meniup
Terompet
Rasulullah mengatakan
tentang terompet dengan “Itu adalah
kebiasaan orang-orang Yahudi” (HR. Abu Dawud No. 498)
4. Pemborosan
dengan meledakkan kembang api
Perayaan malam tahun baru adalah
pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan
setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk
membeli kembang api dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang
merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa
jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan
setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah
sangat banyak sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang
dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam untuk membeli petasan, kembang api,
mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik, dsb. Padahal Allah Ta’ala telah
berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا
إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Qs.
Al Isro’: 26-27)
Ibnu Katsir mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauh
sikap boros dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” Dikatakan demikian karena orang
yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.
5. Campur
baur di acara konser, zina, menyia-menyiakan waktu, meneguk miras, dan banyak
lagi maksiat yang terjadi di acara malam tahun baru.
Jadi,
Kesimpulannya HARAM bagi kaum
muslimim untuk merayakan dan memeriahkan rangkaian acara menyambut tahun baru
ini. Jangan sampai karena kita ikut merayakan tahun baru, murka Allah akan
datang untuk kita semua. Allah Berfirman :
“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia
supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatam mereka
itu, agar mereka kembali (Ke jalan yang benar)” [QS. Ar-Rum:41]
Wallahu’alam bis ash-Shawab
Oleh : Wenny Novita
Hasibuan