Ustadz Muhammad Rosyidi Aziz
Membaca artikel, sepekan catatan dosa harian seorang mujahid yang diary-nya ditemukan disaku celananya ketika mati syahid.
Subhanallah..
berikut catatannya :
Senin :
Tidur tanpa mengambil air wudhu terlebih dahulu
Selasa :
Tertawa terbahak-bahak dengan suara yg sangat keras
Rabu :
Menyelesaikan qiyamul layl dengan terburu-buru
Kamis :
Sewaktu istirahat, bermain bola dengan teman-teman. Mencetak angka dengan memasukkan gol ke gawang lawan dan saat itu menyelusup rasa bangga/ujub.
Jum'at :
Bersholawat hanya 700x, padahal seharusnya 1000x
Sabtu :
Salah satu komandan mujahidin mendahului ketika memberikan salam
Ahad :
Lupa dzikir pagi
berikut catatannya :
Senin :
Tidur tanpa mengambil air wudhu terlebih dahulu
Selasa :
Tertawa terbahak-bahak dengan suara yg sangat keras
Rabu :
Menyelesaikan qiyamul layl dengan terburu-buru
Kamis :
Sewaktu istirahat, bermain bola dengan teman-teman. Mencetak angka dengan memasukkan gol ke gawang lawan dan saat itu menyelusup rasa bangga/ujub.
Jum'at :
Bersholawat hanya 700x, padahal seharusnya 1000x
Sabtu :
Salah satu komandan mujahidin mendahului ketika memberikan salam
Ahad :
Lupa dzikir pagi
--------------------------------------------------------------------------------
Deg. Darah ini langsung berdesir membaca artikel diatas. :'(
Selama ini diri ini merasa sok suci. Merasa ga punya salah .
Astaghfirullah.
Padahal,,
Sudah berapa hati yang terluka hari ini karena tindakanku?
Sudah berapa hati yang tersayat karena perkataanku?
Sudah berapa banyak orang-orang yang haknya tidak aku tunaikan?
Sudah berapa detik waktu yang telah ku sia-siakan?
Sudah berapa banyak tertawa terbahak-bahak keluar dari bibirku ini?
Sudah berapa banyak hartaku yang ku belanjakan dengan sia-sia?
Sudah berapa kali aku lupa mengucapkan syukur kepada-Nya?
Sudah berapa banyak perkataanku yang tiada guna?
Dan sudah berapa banyak amalku yan timpal, sementara nikmat-Nya tak
sedikitpun berkurang?
Allah, malu rasanya, tak layak diri ini disebut sebagai pengemban dakwah |
dan tak layak diri ini menjadi pewaris syurga jika aku juga tak berubah :”( |
sebuah keangkuhan diri telah menyelusup halus ke dalam hati, tanpa disadari
ternyata sudah lama ia bersembunyi.
Memang, batu yang besar didepan mata tak akan membuat diri ini terjatuh,
namun diri ini lalai akan kerikil-kerikil kecil yang akhirnya bisa membuat
tubuh ini terperongsok (=_=”)
Jangan sekali-sekali meremehkan dosa kecil, karena gunung itu juga awalnya
tersusun oleh kerikil-kerikil kecil.
TuliskanDosamu..!
