welcome

Thursday 8 May 2014

My First Antologi ^^


Kesuksesan adalah milik kita    




Kesuksesan itu bukanlah milik mereka yang punya harta melimpah.
 Bukan pula milik mereka yang punya wajah sempurna.
Dan bukan pula milik mereka yang punya keluarga yang wuah.
Tapi, kesuksesan adalah milik kita...
Manusia biasa yang berani memilih jalan yang berbeda.
Kesuksesan adalah milik kita....
yang menganggap waktu itu berharga, dan tidak akan bisa kembali walau dibeli dengan intan dan permata.
Kesuksesan adalah milik kita....
 yang  bisa bangkit dari keterpurukan dan melangkah lagi dengan gagah.
Kesuksesan adalah milik kita....
yang tidak mudah menyerah untuk  meraih mimpi-mimpi yang indah.
Kesuksesan adalah milik kita....
yang selalu melangkah dengan ikhlas dan benar, walau rintangan selalu ada di depan mata.



Wednesday 7 May 2014

Hancurkan Demokrasi, ganti dengan Khilafah


Hancurkan Demokrasi, ganti dengan Khilafah 
By : Wenny Novita H

Kawan..
Kau dengar rintihan itu?
Dunia ini menangis
Bahkan tercabik
Dengan hebatnya manusia-manusia berdasi
Menindas rakyat kecil bak kutu yang tak berarti
Tak peduli rakyatnya mengemis

Kesejahteraan tinggallah angan
Keadilan hanyalah khayal
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tersisa hanya kebodohan

Perpecahan dunia hidup dari virus demokrasi yang mematikan.
Virus yang menyulap manusia menyembah sesamanya.
Virus yang menggerogoti aturan Ilahi hingga musnah.

Tawuran, korupsi, kemiskinan, dan kebodohan bukan ciri umat ini.
Umat yang telah diberi stempel terbaik oleh pencipta jagat raya ini.

Kawan..
Bangkitlah dari tidurmu.
Magnet agama dan dunia ini akan terus menarik dan memintamu menjadi pahlawan.
Hingga mencapai puncak kemenangan.
Namun, bukan dengan cara mengotori kelingking dengan tinta.
Bukan dengan mengaduk islam dan sekulerisme dalam kompor demokrasi.
Jangan kau kotori susu itu dengan sebutir tahi.
Karena tak akan ada yang ingin meminumnya.

Maka, ikuti saja aturan sang Rabby.
yang telah dicontohkan kekasih Ilahi.
Silakan !
Lawan mereka ! Kuak bangkai mereka !
Tegakkan islam kembali !
Bersatulah, akhiri rasa perih ini.
Kembalikan stempel terbaik pada umat ini.
Bukalah topeng busuk demokrasi itu !
Robohkan ! Hancurkanlah !
Ganti dengan syariat islam.
Kembalikan islam yang pernah memayungi 2/3 dunia.
Dalam bingkai Khilafah Rasyidah.

Karya Ilmiah MAWAPRES 2014


PENGELOLAAN KEKAYAAN ALAM SECARA MANDIRI SEBAGAI SOLUSI PEMBERANTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA
1.1.  Latar Belakang Masalah
            Indonesia merupakan negara besar. Luas wilayah teritorialnya sekitar 5 juta km2. Sekitar 1,9 juta km2 berupa daratan sedangkan 3,1 juta km2 berupa lautan. Jika ditambah dengan zona ekonomi eksklusif, luas wilayah Indonesia menjadi lebih dari 7,5 juta km2, dengan luas wilayah laut menjadi 5,8 juta km2. Bila kita sandingkan peta Indonesia di daratan Eropa maka wilayah Indonesia meliputi Inggris sampai dengan sebagian wilayah Rusia.
Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah 240 juta jiwa, kurang lebih sama dengan jumlah penduduk seluruh negara Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa. Berdasarkan jumlah penduduk, Indonesia berada pada urutan keempat terbesar di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Dengan luas yang begitu besar tentu potensi kekayaan alamnya juga banyak dan beragam. (www.hizbut-tahrir.or.id)

Kekayaan Alam dan Laut Indonesia
Kekayaan alam Indonesia melimpah-ruah.  Kekayaan hayati Indonesia seperti hutan, luasnya yang tersisa menurut Bank Dunia sekitar 94.432.000 ha pada tahun 2010. Sekitar 31,065,846 ha di antaranya adalah hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia memiliki 10% luas hutan tropis yang masih tersisa.
Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang besar. Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 dengan panjang garis pantai 81.000 km. Sekitar 7% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berasal dari Indonesia. Kurang-lebih 24 juta ha perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut dengan potensi produksi sekitar 47 juta ton/tahun. Kawasan pesisir yang sesuai untuk usaha budidaya tambak diperkirakan lebih dari 1 juta ha dengan potensi produksi sekitar 4 juta ton/tahun.

Kekayaan Tambang Indonesia
Berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation, Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumberdaya tambang, dengan potensi dan produksi sebagai berikut:
 Walaupun cadangan batubara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, produksinya menempati posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton.
 Peringkat ke-25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar 4,3 miliar barel yang terbukti dan 3,7 miliar barel potensial.
 Peringkat ke-13 negara dengan cadangan gas alam. Indonesia menduduki 13 terbesar dunia sebesar 92,9 triliun kaki kubik. Produksinya menduduki peringkat ke-8 dengan tingkat produksi sebesar 7,2 triliun kaki kubik dan menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29,6 bcf.
 Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia dan menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar di dunia dengan produksi menduduki peringkat ke-6 di dunia sekitar 6,7%.
 Peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1% dari cadangan timah dunia dan peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia.
 Peringkat ke-7 untuk cadangan tembaga dunia sekitar 4,1%. Produksinya menduduki peringkat ke-2 sebesar 10,4% dari produksi dunia.
 Peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia), dengan produksi menduduki peringkat ke-4 dunia sebesar 8,6% (Sumber: http://www.hpli.org/tambang.php).

Kekayaan Energi Indonesia
lndonesia memiliki beragam sumberdaya energi baik yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak bumi, gas, dan batubara, maupun yang bisa terus diperbaharui seperti energi panas bumi. Komponen minyak, gas dan batubara saja sudah menghasilkan 6 juta setara barel oil perhari. Belum lagi energi terbarukan panas bumi sebesar 40 persen dari total yang ada di dunia dikuasai Indonesia. Itu hampir setara dengan 28 ribu megawatt. Sebagai perbandingan, seluruh listrik yang ada di Indonesia sebesar 29 ribu megawatt.
Sumberdaya minyak bumi Indonesia diperkirakan mencapai 73 miliar barel. Yang sudah dikeluarkan sejak zaman Belanda hingga sekarang mencapai 23 miliar barel. Diyakini cadangan minyak masih banyak di bumi Indonesia, meski itu perlu dibuktikan lebih lanjut (Http://www.ima-api.com).

Ironi Indonesia
Ironisnya, angka kemiskinan di negeri ini masih sangat tinggi. Menurut BPS, penduduk miskin Indonesia tahun 2011, dengan pengeluaran kurang dari 230 ribu, mencapai 30 juta jiwa. Jika ditambah dengan penduduk ‘hampir miskin’ yang pengeluarannya antara Rp 233-280 ribu, jumlahnya meningkat menjadi 57 juta orang atau 24% dari total penduduk Indonesia. Jumlah itu membengkak jika menggunakan standar kemiskinan internasional, yakni kurang dari US$2 perhari. Menurut laporan Bank Dunia, pada tahun 2009 sebanyak 50,7%  atau lebih dari separuh dari penduduk negeri ini masih dalam kategori miskin (World Bank, World Development Indicators 2011). Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan, hingga April 2012 sebanyak 13 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki rumah tinggal dan 4 juta punya rumah tetapi tidak layak huni (Http://www.jpnn.com/). Hingga awal Tahun 2012 Indonesia masuk dalam lima besar untuk kasus gizi buruk. Secara nasional, diperkirakan ada sekitar 4,5 persen dari 22 juta balita atau 900 ribu balita mengalami gizi kurang atau gizi buruk. (Http://www.beritasatu.com). Indonesia juga terlilit hutang yang sangat banyak. dalam sembilan tahun masa pemerintahan Presiden SBY (2005-2013) telah berutang sebesar Rp 1.496,12 triliun, sehingga total utang pemerintah Indonesia saat ini telah mencapai Rp 2.273,76 triliun. Walaupun akumulasi pembayaran cicilan utang baik bunga maupun pokok selama 15 tahun antara tahun 2000-2014 mencapai Rp 2376,449 triliun, anehnya jumlah utang negara justru bertambah. Tercatat utang Pemerintah Pusat pada tahun 2010 atau era Presiden SBY masih sebesar Rp 1.677 triliun. Pada tahun anggaran 2011 utang Pemerintah Pusat sebesar Rp 1.803 triliun, pada Mei 2012 total utang Pemerintah Pusat sudah mencapai Rp 1.944,14 triliun. Dan pada tahun 2013 hutang Pemerintah pusat sudah mencapai mencapai Rp 2.273,76 triliun. (www.politik.kompasiana.com)

Salah Kelola
Pangkal semua masalah ini adalah sistem ekonomi kapitalis dan sistem politik demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Akibatnya, sejak masa Orde Baru sampai sekarang kekayaan alam Indonesia telah diserahkan dengan harga yang sangat murah kepada swasta dan asing melalui berbagai produk Undang-undang seperti UU Migas, UU Minerba, UU Penanaman Modal dan sebagainya. Semua undang-undang yang memberikan peranan besar kepada swasta dan kapitalis asing ini disahkan oleh DPR tanpa ada upaya pencegahan sedikit pun. Semua ini berasas pada kepercayaan para penguasa dan pejabat di Indonesia pada sistem ekonomi liberalisme dan mekanisme pasar. Ditambah lagi dengan mental korup mereka yang hanya berpikir untuk kepentingan diri mereka saja. Akibat lebih lanjut, sebagian besar kekayaan alam kita dikuasai oleh asing. Sebagai contoh, ekplorasi migas hampir 90% dikuasi asing dan swasta, di antaranya Chevron 45% (AS), Total 10% (Perancis), Conaco 8% (AS) dan Medco 6%. Tambang emas sebagian besar dikuasai oleh PT Freeport (AS) dengan produksi tahun 2010 sebesar 61.832,74 kg dan PT Newmont Nusa Tenggara (AS) 22.930,00 kg. Tembaga juga dikuasai PT Freeport (AS) sebesar 632.325,01 ton dan PT Newmont Nusa Tenggara (AS) dengan produksi 246.051,00 ton.
Semua kekayaan alam dan energi Indonesia, jika dimanfaatkan dikelola sendiri oleh negara, maka penghasilan negara indonesia pasti akan jauh lebih baik dan bisa memnyejahterakan rakyat miskin.
Atas dasar pemikiran di atas maka penulis mengangkat judul PENGELOLAAN KEKAYAAN ALAM SECARA MANDIRI SEBAGAI SOLUSI  PEMBERANTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.2.1          Tujuan Penelitian
              Tujuan yang ingin dicapai dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui dapatkah pengelolaan sumber daya alam dan energi
1.2.2          Manfaat Penelitian
              Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah:
1.      Sebagai sumber referensi untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara
2.      Sebgai sumber informasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan energi indonesia
3.      Sebgai sumber referensi untuk karya selanjutnya












TELAAH PUSTAKA

Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya.[1] Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan  berasal dari lingkungan perairan. Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaan tahun ini kemudiam mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang.



Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan diluar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

Mandiri
Menurut kamus besar bahasa indonesia mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pd orang lain










ANALISIS DAN SINTESIS
Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Kekayaan alamnya melimpah ruah. Tanahnya subur dipenuhi dengan aneka hayati. Demikian pula lautnya. Di dalam perutnya tersimpan berbagai barang tambang berharga, seperti tembaga, nikel, batu bara, minyak, gas, perak, emas, dan lain-lain. Bahkan tambang emas di Papua merupakan tambang terbesar di dunia.Terbesar luas areanya, dan terbesar pula produksi per tahunnya. Cadangannya juga amat besar. Menurut perkiraan PT Freeport, cadangan biji yang siap ditambang saat ini mencapai 2,6 miliar ton!
            Namun sungguh ironis, melimpahnya kekayaan alam tersebut tidak membuat penduduk negeri ini hidup makmur dan sejahtera. Sebaliknya, masih banyak di antara mereka hidupnya di bawah garis kemiskinan. Menurut BPS, penduduk miskin pada tahun 2011 di negeri ini mencapai 30.018.930 orang. Itu pun dengan ukuran garis kemiskinan Rp 253.016,- per bulanbagi penduduk kota, dan Rp 213.395,- perbulan bagi penduduk desa.
Kondisi keuangan negara juga tak jauh berbeda. Negara ini justru menanggung beban utang yang amat besar dan jumlahnya terus meningkat setiap tahun. Hingga akhir September 2013 utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp 2.273 triliun (Senin, 28/10/2013). Jumlah utang pemerintah Indonesia tersebut, jika dibagi rata dengan jumlah penduduk Indonesia hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sebanyak 237.641.326 jiwa, maka setiap orang Indonesia pada akhir September 2013 telah memiliki utang sebesar Rp 9.564 juta.
Inilah realitas kontradiktif negeri ini. Kekayaan alamnya berlimpah ruah, namun ekonomi warga dan negaranya amat mengenaskan. Realitas kontradiktif ini jelas menunjukkan ada yang salah dalam mengurus dan mengelola kekayaan alam negeri ini. Kesalahan inilah yang harus diketahui dengan benar sehingga dapat segera dikoreksi dan diberikan solusinya.
Kesalahan pengelolaan kekayaan alam dan energi ini terjadi karena indonesia memilih sistem kapitalisme dan sistem pemerintahan demokrasi. Pemerintahan demokrasi di orde baru dan era reformasi telah menjual kekayaan alam indonesia kepada pihak asing melalui berbagai produk Undang-undang seperti UU Migas, UU Minerba, UU Penanaman Modal Asing dan sebagainya.
Semua undang-undang ini memebri peranan besar kepada swasta dan kapitalisme asing, disahkan oleh DPR tanpa ada upaya pencegahan sedikitpun. Semua ini berasas pada kepercayaan para penguasa dan pejabat Indonesia kepada sistem ekonomi liberalisme dan mekanisme pasar. Ditambah lagi dengan mental korup dimana mereka yang hanya berfikir untuk kepentingan dirinya saja.

Ide Pengembangan yang Sesuai dengan Rumusan masalah dan Tujuan
            Sebagai sebuah negara indonesia memiliki seperangkat aturan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang (ideologi). Akan tetapi sistem ekonomi yang digunakan untuk mengelola kekayaan alam Indonesia saat ini malah merugikan rakyat dan bangsa Indonesia sendiri. Karena Pemerintah menjual kekayaan alam Indonesia kepada pihak asing dan swasta dengan harga yang sangat murah.
            Seharusnya kekayaan Alam yang melimpah ruah ini kita kelola secara mandiri, dan tidak boleh diserahkan kepada swasta (corporate based management), tetapi harus dikelola sepenuhnya oleh negara (state based management) dan hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat dalam berbagi bentuk. Hal ini berdasarkan pada pasal 33 ayat 3 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Namun pada faktanya kekayaan alam Indonesia 70-80% dikelola asing, bukan negara. Sebagai contoh, ekplorasi migas hampir 90% dikuasi asing dan swasta, di antaranya Chevron 45% (AS), Total 10% (Perancis), Conaco 8% (AS) dan Medco 6%. Tambang emas sebagian besar dikuasai oleh PT Freeport (AS) dengan produksi tahun 2010 sebesar 61.832,74 kg dan PT Newmont Nusa Tenggara (AS) 22.930,00 kg. Tembaga juga dikuasai PT Freeport (AS) sebesar 632.325,01 ton dan PT Newmont Nusa Tenggara (AS) dengan produksi 246.051,00 ton, dengan pelegalan undang-undang yang dibuat oleh Pemerintah sendiri.

Sejahtera dengan Mengelola Kekayaan Alam secara Mandiri
Dengan mengelola kekayaan alam secara mandiri, maka kekayaan alam Indonesia akan menjadi pos penerimaan negara yang sangat besar. Ini sangat berbeda dengan kondisi sekarang saat pos penerimaan negara dalam APBN justru didominasi oleh pajak. Hasil kekayaan alam justru dinikmati oleh swasta, baik lokal maupun asing, sedangkan rakyat tetap menderita. Kondisi ini tidak akan terjadi jika kekayaan alam dikelola berdasarkan sistem ekonomi Islam.

Proyeksi Pendapatan dari Kekayaan Alam Indonesia
1. Sektor energi.
Produksi minyak di Indonesia saat ini sekitar 900.000 barel perhari (bpd). Adapun kebutuhan konsumsi minyak sekitar 1.300.000 barel perhari. Karena itu Indonesia harus mengimpor sedikitnya 400.000 barel perhari untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri. Bila asumsi harga minyak impor adalah US$100/barel, sementara Biaya Lifting, Refining dan Transportasi (LRT) minyak dalam negeri sekitar US$15/barel sampai di SPBU dengan nilai tukar rupiah Rp 9.000/US$ maka biaya yang dikeluarkan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM perhari:

Sumber Minyak
Biaya Perbarel
Total
Impor
400.000 barel x [$ 100 + $ 2.55 (RT)*]
$ 41.020.000
Produksi Sendiri
900.000 barel x $ 15 (LRT)
$ 13.500.000
Jumlah
$ 54.520.000
Jika US$ 1 = Rp.9.000
Rp. 490.680.000.000
*Biaya refining dan transportasi (RT) sekitar 17% dari total biaya LRT
Adapun penerimaan dari menjual BBM kepada masyarakat dengan harga saat ini (Rp 4.500,- perliter) adalah: 1.300.000 barel x 159 liter/barel x Rp. 4.500,- = Rp. 930.150.000.000,- perhari. Keuntungan dari penjualan BBM perhari sekitar Rp. 439.370.000.000,-, atau setara dengan Rp. 160.4 triliun,- pertahun. Keuntungan ini dimasukkan ke dalam pos penerimaan kepemilikan umum dan dikembalikan kepada masyarakat.  Penerimaan ini masih mungkin bertambah karena lifting minyak Indonesia dapat ditingkatkan bila dikelola oleh negara.
Produksi gas (LNG) adalah setara 5,6 juta barel minyak perhari, namun harganya di pasar dunia hanya 25% harga minyak, jadi nilainya sekitar Rp 297 Triliun (nett profit sekitar Rp 268 Triliun). Produksi batubara adalah setara 2 juta barel minyak perhari, dengan harga di pasar dunia sekitar 50% harga minyak, jadi nilainya sekitar Rp 212 Triliun (nett profit sekitar Rp 191 Triliun). (Http://famhar.multiply.com/)

2. Pertambangan.
Produksi pertambangan terutama emas seperti yang dikelola PT Freeport atau PT Newmont kita lakukan melalui perhitungan dengan taksiran dari setoran pajak mereka. Ini bila kita percaya kebenaran nilai pajak PT Freeport yang Rp 6 triliun pertahun, dan ini baru 20 persen dari nett profit—itu artinya nett profit-nya adalah Rp 30 triliun pertahun. Sumber lain menyebut produksi emas di Freeport adalah sekitar 200 ton emas murni perhari. Dengan demikian secara kasar—bersama perusahaan tambang mineral logam lainnya, yakni emas/Newmont juga timah, bauksit, besin juga kapur, pasir, dan lain-lain—nett profit sektor pertambangan adalah minimal Rp 50 triliun pertahun (Http://famhar.multiply.com/).

3. Hasil laut.
Menurut Rokhmin Dahuri, nilai potensi lestari laut Indonesia baik hayati, non-hayati maupun wisata besarnya sekitar US$ 82 Miliar atau sekitar Rp. 738 Triliun. Pada Tahun 2010 nilai produksi perikanan tangkap mencapai Rp 61,24 triliun lebih rendah dari target nilai produksi tahun 2010 sebesar Rp 87,275 triliun (Http://us.detikfinance.com). Ini belum memperhitungkan kerugian akibat berbagai bentuk pencurian di laut yang diperkirakan mencapai Rp 200 triliun pertahun(Http://pk2pm.wordpress.com).

4. Hasil hutan.
Yang paling menarik adalah produksi hutan.  Luas hutan Indonesia yang tersisa tahun 2010 adalah 94.432.000 hektar. Untuk mempertahankan agar lestari dengan siklus 20 tahun, maka setiap tahun cukup 5 persen tanamannya yang diambil. Bila dalam 1 hektar hutan, hitungan minimalisnya ada 400 pohon, itu berarti setiap tahun hanya 20 pohon perhektar yang ditebang.  Kalau kayu pohon berusia 20 tahun itu nilai pasarnya Rp 2 juta dan nett profit-nya Rp 1 juta, maka nilai ekonomis dari hutan Indonesia adalah 94 juta hektar x 20 pohon perhektar x Rp 1 juta perpohon = Rp 1.880 triliun.  Namun, tentu ini tidak mudah didapat, karena saat ini lebih dari separuh hutan Indonesia telah rusak oleh illegal logging.  Harga kayu yang legal pun telah dimainkan dengan transfer pricing untuk menghemat pajak. Namun, Rp 900 triliun juga masih sangat besar. Jika dikelola dengan baik, masih banyak hasil hutan lain yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya untuk obat-obatan.













Kesimpulan
 Belum lagi pemasukan dari sumber daya manusia, sumber daya infrastruktur, sumber daya informasi, sumber daya kapital, dan daya produksi, serta dana yang dikorupsi, maka APBN akan surplus banyak dan bisa digunakan untuk pemberian pendidikan dan kesehatan gratis, bahan sembako murah, serta pembukaan lapangan pekerjaan sebesar-besarnya. Maka dengan begitu, kemiskinan di  Indonesia dapat diberantas dengan mudah,.
Itulah gambaran potensi pendapatan negara kalau Indonesia mengelola sendiri kekayaan alamnya.










DAFTAR Pustaka















PENGELOLAAN KEKAYAAN ALAM SECARA MANDIRI SEBAGAI SOLUSI  PEMBERANTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA



WENNY NOVITA HASIBUAN
1113151044



UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014



 




1. Judul Kegiatan
: Pengelolaan Kekayaan Alam secara Mandiri sebagai Solusi Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia.


2. Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap
:  Wenny Novita Hasibuan
b. NIM
: 1113151044
c. Jurusan
: Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
d. Universitas/Institusi/Politeknik
: Universitas Negeri Medan
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP
: JL. Prof. HM. Yamin, Medan. 087769487101
f. Alamat email





Medan, 26 Maret 2014

Menyetujui

Wakil/Pembantu Dekan III




Ketua Pelaksana Kegiatan
(                      
NIP.
(Wenny Novita Hasibuan)
NIM. 1113151044




Pembantu Rektor III UNIMED




Dosen Pendamping
(Prof. Dr. Biner Ambarita M.Pd)
NIP. 19570515 198403 1 004
(_____________________)
NIP.

ii
 


Kata Pengantar
                      
                        Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul Pengelolaan Kekayaan Alam secara Mandiri sebagai Solusi Pemberantasan Kemiskinan di Indonesia.”. Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Program Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)
  Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis ini. Terutama Penulis sampaikan terima kasih kepada:
1.      Bapak Abdul Rajab selaku Dosen Pendamping,
2.      Kedua orangtua dan saudara-saudara kami yang  selalu memberikan
dukungan serta doanya,
3.      Teman-teman kami yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan dorongan,
4.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan materil maupun spiritual.
  Penulis menyadari bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif untuk dijadikan masukan dalam penyempurnaan Karya Tulis ini.
Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 26 Maret 2014


                                                                                                  Penulis



iii
 
 




Ringkasan.......................................................................................................... v
Telaah Pustaka......................................................................................................6
Analisis dan Sintesis......................................................................................... 9
Kesimpulan. 14                   















iv
 
 

RINGKASAN

Indonesia is a rich country . Natural wealth abound. Fertile ground filled with assorted appreciate . Similarly seas . In his stomach saved many precious mineral , such as copper , nickel , coal, oil , gas , gold, etc. . Even gold mine in Papua is the largest mine in the world. Largest extensive premises , and the largest of production per year. The proposal is quite large. According to estimates of PT Freeport , the proposed seed ready mined currently reach 2.6 billion tons !
 But so ironic , the profusion of natural resources does not make the state's population living in prosperity and peace . Instead , many of them life below the poverty line . According to BPS , poor people in 2011 in the state reached 30,018,930 people. That was the measure of the poverty line of Rp 253 016 , - per month for city residents , and Rp 213,395 , - perbulan for rural residents .
Financial condition of the country is also not much different . The country is thus bear the burden of a huge debt and the amount continues to increase every year . Until September 2013 , the country 's debt reached Rp 2.273 trillion . Jumah huge ! If divided by the total population of 239 million , then everyone , including newborn babies , overburdened debt of Rp Rp 9.564 million .
This is the reality of contradictory state. Natural wealth abound , but economy is really poor citizens and countrymen . Contradictory reality clearly shows there is nothing wrong in managing and organizing the wealth of the state. These errors should be known to be true until immediately corrected and provided a solution.
Mismanagement of natural resources and energy this is because Democratic governance in the new order and the reform era has been selling Indonesian natural resources to foreigners through a variety of products such as Law Oil and Gas Law, Mining Law, Foreign Investment Law and so on.

v
 
From the above calculation of state revenue from its natural resources alone is very large, which is estimated at a minimum of Rp 1657.525 trillion without taxes and debt. When compared with the Indonesian government spending in 2013 about USD 1726.2 trillion (113.24 trillion, including interest payments) Government funding only needs to seek input as much as Rp. 68. 675 Trillion to cover the state budget. and it is very easy to do by the government. for example, cut wastage of funds as funds plesiran officials, government building renovation construction is still good. and if Indonesia is free from debt interest, it will get the surplus funds of Rp 44, 565 Trillion.






















vi