1.
Pengertian
Kalimat
Secara tradisional, kalimat diartikan
sebagai susunan kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat didefinisikan sebagai (1) Kesatuan ujaran
yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, (2) Perkataan, (3)Satuan
bahasa yang secara relative berdiri sendiri (Depdikbud. 1989:380).
Sedangkan dalam Kamus Istilah, kalimat
didefinisikan sebagai bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan:
1.)
Dalam
wujud lisan kalimat yang diiringi oleh alunan titik nada disela oleh jeda,
diaktifkan oleh intonasi selesai dan diakhiri oleh kesenyapan.
2.)
Dalam
wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, tanda tanya atau seru; sementara itu disertai pula di
dalamnya berbagai tanda baca (Suprapto, 1993: 40).
2.
Pengertian
Kalimat Efektif
Arifin dan Tasai mendefinisikan kalimat
efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan pada pikiran pembaca atau penulis (Arifin, dkk, 1989:111).
Kalimat efektif dapat didefinisikan
sebagai kalimat yang secara tepat mewakili pikiran dan keinginan penulis yang
disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembaca.
3.
Persyaratan
Kalimat Efektif
Agar
kalimat yang dibuat dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti
yang diharapkan penulis (efektif), perlu diperhatikan beberapa persyaratan
lanjutan, selain persyaratan awal yang tersebut dibicarakan pada ejaan dan
tanda baca beserta pilihan kata.
Persyaratan-persyaratan
lanjutan yang perlu diperhatikan adalah:
1)
Kesepadanan dan
kesatuan
antara strukur bahasa dengan cara atau jalan pikiran yang logis dan masuk akal.
2)
Kesejajaran bentuk bahasa
yang dipakai.
3)
Penekanan untuk
mengemukakan ide pokok.
4)
Kehematan dalam
mempergunakan kata.
5)
Kevariasian dalam struktur
kalimat.
1)
Kesepadanan dan
Kesatuan
Setiap kalimat yang baik terdiri dari
unsur-unsur kalimat yaitu subyek, predikat, objek dan keterangan. Yang dimaksud
dengan kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subyek dan predikat,
antara predikat dengan obyek serta dengan keterangan-keterangan yang
menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi. Yang dimaksud dengan kesatuan ialah
setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran. Jadi yang
dimaksud dengan kesepadanan dan kesatuan dalam kaliamat ialah kemampuan
struktur bahasa dalam mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat.
Pada umumnya dalam sebuah tutor terdapat
satu ide pokok yang hendak disampaikan dan komentar atau penjelasan mengenai
ide pokok itu. Kedua hal ini perlu ditata, dalam kalimat secara cermat agar
informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud itu
perlu diperhatikan petunjuk berikut ini.
1.)
Subyek dan
Predikat
Setiap kalimat harus mempunyai subyek
dan predikat. Yang dimaksud dengan subyek yaitu sesuatu yang menjadi inti
pembicaraan di dalam kalimat. Predikat yaitu hal yang menceritakan atau
menjelaskan tentang inti kalimat pembicaraan.
Contoh:
1.
Bangsa Indonesia menginginkan
keamanan, kesejahteraan serta kedamaian.
2.
Mahasiswa kelas
reguler B
memiliki impian menjadi konselor profesional.
2.)
Ide Pokok
Dalam menyusun kalimat kita harus
mengemukakan ide pokok kalimat tersebut. Biasanya ide pokok kita letakkan pada
bagian depan kalimat. Jika seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat,
maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung ide pokok harus
menjadi induk kalimat.
Contoh:
Ia
berada di sekolah ketika kecelakaan itu terjadi.
Ia
berada di sekolah adalah ide pokok dalam kalimat di atas.
3.)
Penggabungan
dengan “Yang”, “Dan”
Seorang kalimat sering menggabungkan dua
kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Jika dua kalimat digabungkan dengan
partikel dan, maka hasilnya kalimat
majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang, maka akan menghasilkan kalimat
majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak
kalimat.
Contoh:
Doni
adalah siswa baru di sekolah kami dan sudah memperoleh banyak penghargaan di
bidang olahraga.
4.)
Penggabungan
menyatakan “Sebab” dan “Waktu”
Hubungan sebab dinyatakan dengan
mempergunakan kata karena, sedangkan
hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika.
Contoh:
-
Ketika
ia selesai menjalani operasi, teman-temannya menjenguknya ke rumah sakit.
-
Karena
ia selesai menjalani operasi, teman-temannya menjenguknya ke rumah sakit.
5.)
Penggabungan
Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan
Dalam menggabungkan kalimat perlu
dibedakan penggunaan partikel sehingga
untuk menyatakan hubungan akibat dan partikel agar atau supaya untuk
menyatakan hubungan tujuan.
Contoh:
-
Semua
siswa di Aceh yang beragama Islam diwajibkan memakai jilbab ke sekolah sehingga
menurunkan tingkat pelecehan seksual.
-
Semua
siswa di Aceh yang beragama Islam diwajibkan memakai jilbab ke sekolah agar
menurunkan tingkat pelecehan seksual.
6.)
Penumpukan Ide
Pokok
Kalimat panjang tidak selalu kurang
jelas, tetapi kalimat yang terlalu panjang kadang-kadang memberi kemungkinan
penumpukan beberapa ide pokok. Kalimat ini mengandung banyak anak kalimat,
sehingga ide pokok kalimat itu menjadi tidak jelas lagi.
Contoh:
Sebagai
agent of change saya sangat sepakat
jika kita ingin membangun negeri ini, hal itu dimulai memperbaiki kualitas dari
diri kita sendiri, kemudian keluarga, kerabat, dan masyarakat sehingga akan
membentuk masyarakat madani yang saling tolong-menolong, toleransi dan
menghormati antara perbedaan yang satu dengan yang lain.
Kalimat
di atas terlalu panjang, sehingga dapat dipersingkat menjadi:
Sebagai
agent of change saya sangat sepakat
jika kita ingin membangun negeri ini, hal itu dimulai memperbaiki kualitas dari
diri kita sendiri. Kemudian keluarga, kerabat, dan masyarakat. Dengan demikian
kita akan membentuk masyarakat madani yang saling tolong-menolong, toleransi
dan menghormati antara perbedaan yang satu dengan yang lain.
7. Penggunaan Kata
terjemahan
Dalam tulisan-tulisan sering kita jumpai
pemakaian kata di mana, yang mana dan kata mana lainnya yang dipakai bukan
dipakai sebagai tanda tanya.
Contoh
:
Kota
di mana saya pernah tinggal, sekarang sedang dilanda banjir .
Dapat
diperbaiki menjadi :
Kota
tempat saya pernah tinggal sekarang sedang dilanda banjir
2. Kesejajaran (Pararelisme)
3. Penekanan dalam Kalimat
Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan
(ide) pokok.Inti pikiran ini oleh biasanya ingin ditekankan atau ditonjolkan
penulis atau pembicara. Menurut penekanan terhadap inti yang ingin diutarakan
dalam kalimat biasanya ditandai dengan nada suara, seperti memperlambat ucapan,
meninggikan suara, pada bagian kalimat yang dipentingkan.
Beberapa cara membentuk penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan
kata yang ditonjolkan di depan atau awal kalimat.
2. Membuat
urutan kata yang bertahap.
3. Melakukan
pengulangan kata(repetisi)
4. Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
5. Menggunakan
partikel penekanan (penegasan).
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif ialah
kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya dianggap tidak
diperlukan.Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata.Kehematan
tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang manambah kejelasan makna
kalimat boleh dihilangkan.
Unsur-unsur penghematan apa saja yang
harus diperhatikan:
a. Pengulangan
Subjek Kalimat
Penulisan
kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu
kalimat.Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas.
Contoh:
Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan study tour karena mereka
tahu masa ujian telah dekat.
Direvisi
menjadi:
Mahasiswa
mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah
dekat.
b. Hiponimi.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan
makna generik atau antaranggota taksonomi.
Contoh:
Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya lampu neon.
Direvisi
menjadi:
Rumah
penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.
c. Pemakaian
Kata Depan ”dari” dan ”daripada”
Dalam
bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di.
Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat),
asal(asal-usul).
Contoh
:
Bu
Ros berangkat dari Bandung pukul 06.30WIB.
Kata
dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan. Dalam bahasa
Indonesia kata depan daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau
hal dengan benda atau lainnya.
Contoh:
Sifat Muhammad Yamin lebih sukar dipahami daripada sifat Miswanto.
5. Kevariasian
Panjang
pendeknya variasi dalam kalimat mencerminkan jalan pikiran seseorang. Variasi
dalam penulisan pilihan kata (diksi) atau variasi dalam tutur kalimat yang
tepat dan benar akan memberikan penekanan pada bagian-bagian kalimat yang
diinginkan. Agar tidak membosankan dan menjemukan dalam penulisan kalimat
diperlukan pola dan bentuk/struktur yang bervariasi.
a. Variasi
Bentuk Pasif Persona
Bentuk pasif persona
juga dapat dimanfaatkan sebagai variasi lain dalam pengungkapan informasi.
b. Variasi
Bentuk Aktif – Pasif
Variasi bentuk
aktif-pasif merupakan variasi penggunaan kalimat dengan memanfaatkan kalimat
aktif lebih dulu, kemudian diikuti oleh kalimat pasif, atau sebaliknya.
trims infonya
ReplyDeletePPOB TERLENGKAP POSPAY
PPOB BRI SYARIAH-bisa kolektor
ppob gratis tis
ppob bukopin
ppob bukopin fee terbesar 1700 adm bank 2000