welcome

Tuesday 22 July 2014

Ramadhan dan Perubahan


Marhaban ya Ramadhan. Sungguh telah datang kepada kita bulan Ramadhan yang Agung. Di bulan ini Al-Quran yang mulia diturunkan, napas-napas kita menjadi tasbih, tidur adalah ibadah, amal-amal diterima, dan doa-doa diijabah.  Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan penerang bulan sebelumnya. Bulan pemberi kesejukan jiwa, hati, dan pikiran.
Pada bulan ini, Allah swt melipatgandakan pahala bagi orang yang beribadah dengan ikhlas kepada-Nya. Nilai shalat sunnah sama dengan shalat fardhu. Pahala sedekah dilipatgandakan menjadi ratusan kali lipat. Pengampunan dosa dan noda dikumandangkan. Sehingga dalam bulan Ramadhan ini kita bisa melihat banyak perubahan yang terjadi. Contohnya saja Masjid-masjid yang biasanya sepi dan hanya diisi oleh Manula, kini ramai dikunjungi oleh berbagai usia. Lantunan ayat suci Al-Qur’an juga selalu terdengar. Tempat maksiat ditutup, minuman keras dilarang, razia-razia kemaksiatan dilakukan. Masyarakatpun berlomba-lomba untuk sedekah, Siaran Televisi berubah menjadi acara ceramah-ceramah islami, lagu-lagu islami menjadi populer, Bahkan para artis  yang biasa berpakaian seksi mulai belajar menutup auratnya di bulan Ramadhan ini.
Namun, apakah cukup perubahan seperti itu saja yang dilakukan?
Coba kita simak Firman Allah di dalam QS Al-Baqarah :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Hikmah dari puasa yang kita lakukan saat ini adalah agar kita bertakwa, Dan hakikat ketakwaan itu adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Perintah dan larangan Allah itu merupakan hukum-hukum halal dan haram yang harus kita pedomani dan laksanakan baik individu, keluarga atau kemasyarakatan, dalam masalah aqidah, ibadah, makanan, pakaian, minuman, akhlak, ekonomi, pemerintahan, tata pergaulan, politik dalam dan luar negeri dan sebagainya.
Jika kita lihat saat ini, kita belum bisa memperoleh derajat takwa, dan tidak akan pernah bisa. Karena di dalam sistem sekuler ini banyak perintah Allah yang terabaikan dan larangan Allah dilakukan, contohnya sistem sanksi, sistem ekonomi, pemerintahan, pergaulan, dan politik negeri kita yang sangat jauh dari Syariah. Dan  ketidaktakwaan inilah yang menyebabkan Negeri ini mengalami krisis multidimensi.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketakwaan itu sendiri tidak bisa hanya dilakukan dengan perubahan individu, tapi juga harus ada perubahan sistem. Karena ketakwaan yang paripurna itu hanya bisa terwujud dalam bingkai sistem pemerintahan islam yang menerapkan syariah yaitu dalam bingkai khilafah islamiyah ala minhaj an-nubuwwah.
Jadi, sudah saatnya Ramadhan kali ini kita melakukan perubahan Revolusioner dengan menerapkan Syariat Allah dalam bingkai Khilafah Islamiyah. bukan perubahan Individual atau Perubahan yang bersifat Parsial

 “Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Rad’ : 11)

No comments:

Post a Comment