Marhaban
ya Ramadhan. Sungguh telah datang kepada kita bulan Ramadhan yang Agung. Di bulan
ini Al-Quran yang mulia diturunkan, napas-napas kita menjadi tasbih, tidur
adalah ibadah, amal-amal diterima, dan doa-doa diijabah. Bulan yang lebih baik dari seribu
bulan. Bulan penerang bulan sebelumnya. Bulan pemberi kesejukan jiwa, hati, dan
pikiran.
Pada
bulan ini, Allah swt melipatgandakan pahala bagi orang yang beribadah dengan
ikhlas kepada-Nya. Nilai shalat sunnah sama dengan shalat fardhu. Pahala
sedekah dilipatgandakan menjadi ratusan kali lipat. Pengampunan dosa dan noda
dikumandangkan. Sehingga dalam bulan Ramadhan ini kita bisa melihat banyak
perubahan yang terjadi. Contohnya saja Masjid-masjid yang biasanya sepi dan hanya
diisi oleh Manula, kini ramai dikunjungi oleh berbagai usia. Lantunan ayat suci
Al-Qur’an juga selalu terdengar. Tempat maksiat ditutup, minuman keras
dilarang, razia-razia kemaksiatan dilakukan. Masyarakatpun berlomba-lomba untuk
sedekah, Siaran Televisi berubah menjadi acara
ceramah-ceramah islami, lagu-lagu islami menjadi populer, Bahkan para
artis yang biasa berpakaian seksi mulai
belajar menutup auratnya di bulan Ramadhan ini.
Namun, apakah cukup perubahan seperti itu saja yang
dilakukan?
Coba kita simak Firman Allah di dalam QS Al-Baqarah :
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kamu bertakwa”
(QS. Al Baqarah: 183)
Hikmah dari puasa yang kita lakukan saat ini adalah agar kita
bertakwa, Dan hakikat ketakwaan itu adalah melaksanakan perintah-perintah Allah
dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Perintah dan larangan Allah itu merupakan
hukum-hukum halal dan haram yang harus kita pedomani dan laksanakan baik
individu, keluarga atau kemasyarakatan, dalam masalah aqidah, ibadah, makanan,
pakaian, minuman, akhlak, ekonomi, pemerintahan, tata pergaulan, politik dalam
dan luar negeri dan sebagainya.
Jika kita lihat saat ini, kita belum bisa memperoleh derajat
takwa, dan tidak akan pernah bisa. Karena di dalam sistem sekuler ini banyak
perintah Allah yang terabaikan dan larangan Allah dilakukan, contohnya sistem
sanksi, sistem ekonomi, pemerintahan, pergaulan, dan politik negeri kita yang
sangat jauh dari Syariah. Dan ketidaktakwaan
inilah yang menyebabkan Negeri ini mengalami krisis multidimensi.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketakwaan itu sendiri tidak
bisa hanya dilakukan dengan perubahan individu, tapi juga harus ada perubahan
sistem. Karena ketakwaan yang paripurna itu hanya bisa terwujud dalam bingkai
sistem pemerintahan islam yang menerapkan syariah yaitu dalam bingkai khilafah
islamiyah ala minhaj an-nubuwwah.
Jadi, sudah saatnya Ramadhan kali ini kita melakukan
perubahan Revolusioner dengan menerapkan Syariat Allah dalam bingkai Khilafah Islamiyah.
bukan perubahan Individual atau Perubahan yang bersifat Parsial
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang
ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka
sendiri” (QS. Ar-Rad’ :
11)
No comments:
Post a Comment