welcome

Tuesday 22 July 2014

Intanshurullaha Yanshurkum



Dinda adalah sosok  muslimah yang sempurna, kebagusan fisiknya seimbang dengan kebaikan hatinya. Intelektualitasnya cemerlang namun tetap bersahaja. Ramah, Perhatian, dan lembut membuatnya seperti meiliki magnet. Sehingga siapa saja  yang mengenalnya akan merasa nyaman dan ingin selalu berada didekatnya. Benar-benar sosok bidadari dunia yang dicemburui oleh bidadari syurga.
“Dindaaaa!” Tiara yang merupakan teman 1 kelompok halqoh Dinda berteriak memanggil-manggilnya. Iapun menoleh ke belakang.
“Eh Tiara. Assalamu’alaykum Ukhty.” Sahutnya dengan tersenyum manis seraya menjabat tangan Tiara.
“Wa’alaykumussalam Ukhty, Alahamdulillah luar biasa sehat.” jawabnya dengan semangat. “Oya, jangan lupa, nanti kita ada syura setelah Ashar di Mesjid untuk membahas Training yang akan kita buat nanti. Jangan lupa ya Ukhty.” Lanjut Tiara
“Okeeee Ukhty, Jazakillah Khair ya sudah diingatkan.” Jawab Dinda.

Begitulah keseharian Dinda. Kesehariannya disibukkan dengan agenda dakwah dan kuliah. Namun,  Ia tak ingin disebut sebagai Mahasiswa yang sedang berdakwah. Akan tetapi Ia hanya mau dikatakan Pengemban dakwah yang sedang kuliah. Karena bagi dinda, dakwah adalah poros hidupnya.  Ia tak akan segan meninggalkan kuliahnya karena ada agenda dakwah yang lebih penting.
***
“Oyaa, hari ini ada kajian islam keren lho teman-teman. Judulnya ‘Virus Galau Kudu di halau’ ikutan yuk!” Ajak Dinda kepada teman-temannya yang sedang duduk-duduk di Kantin.
“Hmm bagaimana ya?” tanya mereka balik seraya berpikir.
“Ayok dong teman-teman, daripada duduk-duduk disini, mending duduk-duduknya di ruang Majelis Ilmu saja, Biar kita bisa mendapatkan pahala seperti pahala sholat sunnah 1000 Rakaat. Dan jika kita menuntut ilmu islam, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju syurga. Nah mau ke syurga ga?” Lanjut Dinda.
“Tapi tugas kita belum selesai lho Din. Kamu kan tahu sendiri tugas kita itu banyak banget. belum lagi tugas Statiska, laporan Biologi , Matematika juga, Eh, Fisika juga iya. Aduuuh Dinda, kalau aku lain kali aja ya, Din.” Jawab Lusi.
“Aku juga ya Din, lain kali. Maaf ya.” Sahut mereka bersamaan.
“Hehehe, Tapi lain kali beneran datang ya. Dinda tunggu lho. Mudah-mudahan diberi Allah kesempatan dan umur yang panjang ya, Teman-teman.” Jawab Dinda dengan sabar. Begitulah dinda, meski kerap kali teman-temannya menolak tapi Ia tak pernah menyerah.
***
Dinda baru saja pulang dari luar kota dalam rangka mengisi kajian islam. Ia menatap jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dengan tubuh yang sudah sangat lemah dan gontai, Ia berjalan mendekati lemari belajarnya. Lalu ia mengambil buku-buku pelajarannya dan membacanya. Ia pun tidak menghiraukan godaan dari kasur empuk yang memanggil-manggilnya untuk beristirahat dan menyuruhnya berhenti mengerjai tugas.
“Maaf ya kasur, aku lebih memilih buku ini daripada kamu, karena besok aku akan ulangan. Maaf ya, hihi.” Khayalnya.
Ternyata Ia besok akan ulangan. Ya ulangan Mikrobiologi, matakuliah tersusah dalam Jurusannya. Dan itulah yang membuat Ia lebih memilih buku-buku tersebut. Tapi, Setelah 10 menit  belajar, matanya tidak bisa diajak kompromi lagi. Kelopak matanya seperti digantungi dengan besi.  Rasa kantuknya sudah sangat berat. Iapun tertidur.
***
 “Wah, Dinda selamat yaa! Kamu kok bisa sih nilainya tinggi? Padahalkan ini matakuliah tersulit lho, Din” Tanya teman-temannya.
“Iya nih, padahal kamu itu sibuk banget! Kapan sih kamu belajarnya? Aku yang sudah belajar seharian aja, hasilnya nggak lebih baik dari kamu.” Sahut Lusi dengan tidak kalah penasarannya.
“Kamu punya ilmu magic gitu ya?” sahut temannya yang lain dengan nada bercanda.
Dinda hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan teman-temannya kepadanya.
“Tau ga teman-teman, kemaren itu Dinda belajarnya Cuma 10 menit lho!” ujar Dinda.
“Uapaah?” tanya mereka kaget, “Kok bisa?” Lanjut mereka.
“Iyaa, kemaren waktu Dinda belajar, Dinda ketiduran. soalnya Dinda kelelahan karena satu harian ada agenda dakwah. Nah! Saat Dinda lagi tidur, dinda mimpi lagi belajar, dan semua materi yang dinda pelajari di mimpi dinda kemaren, semuanya masuk ketika ujian. Subahanallah, Dinda juga ga nyangka. Allah itu baik banget. Hehehe.” Kenang Dinda dengan takjub.
“Waw, Subhanallah.” ujar mereka dengan perasaan mengharu biru.
“Rumusnya gampang Friend, Intanshurullaha yanshurkum. ketika kita menolong Agama Allah, menghidupkan Agama Islam, maka Allah akan menolong segala urusan kita. Jadi yakin aja. Jangan nolak lagi ya kalau Dinda ajak mengkaji islam. Oke!” Ujar Dinda dengan tersenyum manis.
***

Ramadhan dan Perubahan


Marhaban ya Ramadhan. Sungguh telah datang kepada kita bulan Ramadhan yang Agung. Di bulan ini Al-Quran yang mulia diturunkan, napas-napas kita menjadi tasbih, tidur adalah ibadah, amal-amal diterima, dan doa-doa diijabah.  Bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan penerang bulan sebelumnya. Bulan pemberi kesejukan jiwa, hati, dan pikiran.
Pada bulan ini, Allah swt melipatgandakan pahala bagi orang yang beribadah dengan ikhlas kepada-Nya. Nilai shalat sunnah sama dengan shalat fardhu. Pahala sedekah dilipatgandakan menjadi ratusan kali lipat. Pengampunan dosa dan noda dikumandangkan. Sehingga dalam bulan Ramadhan ini kita bisa melihat banyak perubahan yang terjadi. Contohnya saja Masjid-masjid yang biasanya sepi dan hanya diisi oleh Manula, kini ramai dikunjungi oleh berbagai usia. Lantunan ayat suci Al-Qur’an juga selalu terdengar. Tempat maksiat ditutup, minuman keras dilarang, razia-razia kemaksiatan dilakukan. Masyarakatpun berlomba-lomba untuk sedekah, Siaran Televisi berubah menjadi acara ceramah-ceramah islami, lagu-lagu islami menjadi populer, Bahkan para artis  yang biasa berpakaian seksi mulai belajar menutup auratnya di bulan Ramadhan ini.
Namun, apakah cukup perubahan seperti itu saja yang dilakukan?
Coba kita simak Firman Allah di dalam QS Al-Baqarah :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Hikmah dari puasa yang kita lakukan saat ini adalah agar kita bertakwa, Dan hakikat ketakwaan itu adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Perintah dan larangan Allah itu merupakan hukum-hukum halal dan haram yang harus kita pedomani dan laksanakan baik individu, keluarga atau kemasyarakatan, dalam masalah aqidah, ibadah, makanan, pakaian, minuman, akhlak, ekonomi, pemerintahan, tata pergaulan, politik dalam dan luar negeri dan sebagainya.
Jika kita lihat saat ini, kita belum bisa memperoleh derajat takwa, dan tidak akan pernah bisa. Karena di dalam sistem sekuler ini banyak perintah Allah yang terabaikan dan larangan Allah dilakukan, contohnya sistem sanksi, sistem ekonomi, pemerintahan, pergaulan, dan politik negeri kita yang sangat jauh dari Syariah. Dan  ketidaktakwaan inilah yang menyebabkan Negeri ini mengalami krisis multidimensi.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketakwaan itu sendiri tidak bisa hanya dilakukan dengan perubahan individu, tapi juga harus ada perubahan sistem. Karena ketakwaan yang paripurna itu hanya bisa terwujud dalam bingkai sistem pemerintahan islam yang menerapkan syariah yaitu dalam bingkai khilafah islamiyah ala minhaj an-nubuwwah.
Jadi, sudah saatnya Ramadhan kali ini kita melakukan perubahan Revolusioner dengan menerapkan Syariat Allah dalam bingkai Khilafah Islamiyah. bukan perubahan Individual atau Perubahan yang bersifat Parsial

 “Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Rad’ : 11)