Dinda
adalah sosok muslimah yang sempurna,
kebagusan fisiknya seimbang dengan kebaikan hatinya. Intelektualitasnya
cemerlang namun tetap bersahaja. Ramah, Perhatian, dan lembut membuatnya
seperti meiliki magnet. Sehingga siapa saja yang mengenalnya akan merasa nyaman dan ingin
selalu berada didekatnya. Benar-benar sosok bidadari dunia yang dicemburui oleh
bidadari syurga.
“Dindaaaa!”
Tiara yang merupakan teman 1 kelompok halqoh Dinda berteriak
memanggil-manggilnya. Iapun menoleh ke belakang.
“Eh
Tiara. Assalamu’alaykum Ukhty.” Sahutnya dengan tersenyum manis seraya menjabat
tangan Tiara.
“Wa’alaykumussalam
Ukhty, Alahamdulillah luar biasa sehat.” jawabnya dengan semangat. “Oya, jangan
lupa, nanti kita ada syura setelah
Ashar di Mesjid untuk membahas Training yang akan kita buat nanti. Jangan lupa
ya Ukhty.” Lanjut Tiara
“Okeeee
Ukhty, Jazakillah Khair ya sudah diingatkan.” Jawab Dinda.
Begitulah
keseharian Dinda. Kesehariannya disibukkan dengan agenda dakwah dan kuliah.
Namun, Ia tak ingin disebut sebagai
Mahasiswa yang sedang berdakwah. Akan tetapi Ia hanya mau dikatakan Pengemban
dakwah yang sedang kuliah. Karena bagi dinda, dakwah adalah poros
hidupnya. Ia tak akan segan meninggalkan
kuliahnya karena ada agenda dakwah yang lebih penting.
***
“Oyaa,
hari ini ada kajian islam keren lho teman-teman. Judulnya ‘Virus Galau Kudu di
halau’ ikutan yuk!” Ajak Dinda kepada teman-temannya yang sedang duduk-duduk di
Kantin.
“Hmm
bagaimana ya?” tanya mereka balik seraya berpikir.
“Ayok
dong teman-teman, daripada duduk-duduk disini, mending duduk-duduknya di ruang
Majelis Ilmu saja, Biar kita bisa mendapatkan pahala seperti pahala sholat
sunnah 1000 Rakaat. Dan jika kita menuntut ilmu islam, maka akan Allah mudahkan
jalannya menuju syurga. Nah mau ke syurga ga?” Lanjut Dinda.
“Tapi
tugas kita belum selesai lho Din. Kamu kan tahu sendiri tugas kita itu banyak
banget. belum lagi tugas Statiska, laporan Biologi , Matematika juga, Eh,
Fisika juga iya. Aduuuh Dinda, kalau aku lain kali aja ya, Din.” Jawab Lusi.
“Aku
juga ya Din, lain kali. Maaf ya.” Sahut mereka bersamaan.
“Hehehe,
Tapi lain kali beneran datang ya. Dinda tunggu lho. Mudah-mudahan diberi Allah
kesempatan dan umur yang panjang ya, Teman-teman.” Jawab Dinda dengan sabar. Begitulah
dinda, meski kerap kali teman-temannya menolak tapi Ia tak pernah menyerah.
***
Dinda
baru saja pulang dari luar kota dalam rangka mengisi kajian islam. Ia menatap
jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dengan tubuh yang sudah
sangat lemah dan gontai, Ia berjalan mendekati lemari belajarnya. Lalu ia
mengambil buku-buku pelajarannya dan membacanya. Ia pun tidak menghiraukan
godaan dari kasur empuk yang memanggil-manggilnya untuk beristirahat dan
menyuruhnya berhenti mengerjai tugas.
“Maaf
ya kasur, aku lebih memilih buku ini daripada kamu, karena besok aku akan
ulangan. Maaf ya, hihi.” Khayalnya.
Ternyata
Ia besok akan ulangan. Ya ulangan Mikrobiologi, matakuliah tersusah dalam
Jurusannya. Dan itulah yang membuat Ia lebih memilih buku-buku tersebut. Tapi, Setelah
10 menit belajar, matanya tidak bisa
diajak kompromi lagi. Kelopak matanya seperti digantungi dengan besi. Rasa kantuknya sudah sangat berat. Iapun
tertidur.
***
“Wah, Dinda selamat yaa! Kamu kok bisa sih
nilainya tinggi? Padahalkan ini matakuliah tersulit lho, Din” Tanya
teman-temannya.
“Iya
nih, padahal kamu itu sibuk banget! Kapan sih kamu belajarnya? Aku yang sudah
belajar seharian aja, hasilnya nggak lebih baik dari kamu.” Sahut Lusi dengan
tidak kalah penasarannya.
“Kamu
punya ilmu magic gitu ya?” sahut temannya yang lain dengan nada bercanda.
Dinda
hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan
teman-temannya kepadanya.
“Tau
ga teman-teman, kemaren itu Dinda belajarnya Cuma 10 menit lho!” ujar Dinda.
“Uapaah?”
tanya mereka kaget, “Kok bisa?” Lanjut mereka.
“Iyaa,
kemaren waktu Dinda belajar, Dinda ketiduran. soalnya Dinda kelelahan karena
satu harian ada agenda dakwah. Nah! Saat Dinda lagi tidur, dinda mimpi lagi
belajar, dan semua materi yang dinda pelajari di mimpi dinda kemaren, semuanya
masuk ketika ujian. Subahanallah, Dinda juga ga nyangka. Allah itu baik banget.
Hehehe.” Kenang Dinda dengan takjub.
“Waw,
Subhanallah.” ujar mereka dengan perasaan mengharu biru.
“Rumusnya
gampang Friend, Intanshurullaha yanshurkum. ketika kita menolong Agama Allah,
menghidupkan Agama Islam, maka Allah akan menolong segala urusan kita. Jadi yakin aja. Jangan nolak lagi ya
kalau Dinda ajak mengkaji islam. Oke!” Ujar Dinda dengan tersenyum manis.
***
menyelam dalam lautan ilmu di majelis itu.. keren ceritanya..
ReplyDelete